"Grup B"
GRUP NERAKA
Belanda
Tak
pernah kehabisan stok pemain kelas dunia. Yang mengherankan, sepanjang orang
mengagumi kehebatan negara ini di cabang sepakbola, kenyataannya Belanda baru
satu kali memenangi turnamen besar, yakni Piala Eropa 1988. Sejak tercetus
pertama kali di era 70-an, sampai sekarang orang selalu menanti-nantikan
keindahan sebuah Total Football. Plus, kini fans dan pengagum mereka selalu
berharap "Singa Oranye" bisa jadi juara lagi.
Dua
tahun lalu, di Piala Dunia di Afrika Selatan, Belanda sudah sangat nyaris
memenangi trofi keduanya ketika berhasil menembus babak final. Namun saat itu
mereka pun harus bertemu negara yang sedang sangat berjaya, Spanyol. Mereka
kalah 0-1 dalam pertarungan yang memakan waktu 120 menit, kandas oleh gol
Andres Iniesta di menit 116. Alhasil, seperti juga di Piala Dunia 1974 dan
1978, Belanda harus puas sebagai runner up.
Pasca
Piala Dunia, Belanda berhasil menjaga konsistensi permainannya. Pelatih Bert
van Marwijk, yang menggantikan Marco van Basten seusai Piala Eropa 2008,
memimpin pasukannya tampil nyaris sempurna di babak kualifikasi. Kesempurnaan
itu buyar ketika Belanda malah kalah di pertandingan terakhir, 2-3 dari tuan
rumah Swedia. Beberapa pilar mereka dalam kondisi permainan yang gemilang di
musim ini bersama klubnya masing-masing, seperti Robin van Persie (Arsenal),
Klaas-Jan Huntelaar (Schalke 04), Arjen Robben (Bayern Munich), dan Gregory van
der Wiel (Ajax Amsterdam).
intang-bintang
lain seperti Wesley Sneijder (Inter), Maarten Stekelenburg (AS Roma), Rafael
van der Vaart (Tottenham Hotspur), Nigel de Jong (Manchester City), Dirk Kuyt
(Liverpool) , Joris Mathijsen (Malaga), dan kapten Mark van Bommel (AC Milan)
semakin matang dalam performanya. Dengan skuad yang berkelas, pelatih piawai,
dan reputasi menjulang, Belanda akan selalu disegani dan masuk daftar favorit
juara di setiap turnamen yang mereka ikuti, termasuk Euro tahun ini. Kans itu
bisa lebih besar lagi apabila mereka bisa lolos dari grup neraka dalam
persaingan dengan Jerman, Portugal, dan Denmark.
Denmark
Denmark
mulai dijuluki "Tim Dinamit" sejak tampil impresif di Piala Dunia
1986. Ketika itu Preben Elkjaer, Soren Lerby, dan Michael Laudrup berjaya di
babak pertama dengan menekuk Skotlandia (1-0), Uruguay (6-1), dan Jerman Barat
(2-0). Mereka baru dijinakkan Tim Matador Spanyol (5-1) di perdelapanfinal
berkat empat gol yang dibuat Emilio "Burung Nazar" Butragueno.
Enam
tahun kemudian dinamit Denmark meledak di putaran final Piala Eropa 1992.
Mereka tampil sebagai kampiun setelah mengalahkan dua raksasa sepakbola Eropa:
Belanda di semifinal dan Jerman di final. Ini tentu prestasi yang luar biasa
mengingat tim ini datang sebagai pengganti, menyusul keputusan FIFA dan UEFA
mendiskualifikasi Yugoslavia sehubungan perang yang berkecamuk di wilayah
Balkan. Sejak itu "ledakan" Denmark cenderung menurun. Usai memenangi
gelar paling bergengsi se-Eropa, Denmark tenggelam. Mereka tak lolos Piala
Dunia 1994; terhenti di perempatfinal Piala Dunia 1998; dan kembali kandas di
babak pertama Piala Eropa 2000. Di Piala Dunia 2002 Brian Laudrup dkk kandas di
babak II karena ditekuk Inggris 0-3.
Denmark
membaik di Euro 2004 dengan mencapai babak perempatfinal, namun harus meratapi
nasib tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 2006 dan Euro 2008. Dua tahun lalu Denmark berhasil menembus Piala
Dunia di Afrika Selatan, tapi performanya tidak cukup bagus. Mereka kalah dari
Belanda, menang dari Kamerun, tapi kalah lagi dari Jepang di pertandingan
ketiga grup, dan itu membuatnya masuk kotak.
Di
babak kualifikasi Piala Eropa 2012 Denmark cukup beruntung tidak berada di grup
yang ketat. Tim favorit di Grup H, Portugal, pun tidak terlalu impresif.
Hasilnya, meski sempat kalah di pertandingan kedua di kandang Portugal, Dennis
Rommedahl dkk. bisa memenangi persaingannya pula dengan Norwegia, Islandia dan
Siprus. Tim asuhan Morten Olsen memastikan diri lolos ke Polandia-Ukraina
dengan mengalahkan Portugal 2-1 di kandang sendiri di pertandingan terakhir
grup.
Berada
di grup maut bersama Jerman, Belanda, dan Portugal, Denmark mungkin diprediksi
sulit lolos. Namun karakter Denmark tetaplah sama: mereka tipikal tim
Skandinavia yang gigih di lapangan, berani bertempur, dan tentu saja memiliki
peman-pemain bagus, yang telah ditempa di kompetisi ketat di Eropa.
Jerman
Sampai
saat ini Jerman adalah tim spesialis turnamen terbaik. Statistiknya baik di
Piala Dunia maupun Piala Eropa fantastis, yang membuat mereka selalu masuk
daftar favorit juara di setiap turnamen. Brasil memang sudah lima kali
memenangi Piala Dunia, tapi Jerman adalah tim yang paling sering mencapai empat
besar, sebanyak 12 kali. Rinciannya: juara tiga kali, runner-up empat kali,
peringkat ketiga empat kali, dan peringkat empat satu kali.
Pun
demikian di Piala Eropa. Der Panzer masih memegang rekor sebagai tim yang
paling sering juara. Selain tiga kali merengkuh trofi Henry Delaunay, mereka
juga tiga kali jadi runner-up. Jerman adalah raksasa dalam sepakbola, jagoan
dalam manajemen sepakbola. Meski kompetisinya tidak seglamor Liga Inggris,
Spanyol, atau Italia, tapi mereka selalu melahirkan tim-tim yang tangguh dan
pemain-pemain berkelas.
Di
babak kualifikasi Euro 2012, hanya mereka dan Spanyol yang memenangi semua
pertandingannya di grup. Bedanya, Spanyol hanya bermain delapan kali, sedangkan
Jerman 10 kali. Dari sisi materi pemain,
umumnya tim asuhan Joachim Loew masih muda. Dari total 38 pemain yang
dilibatkan Loew dari Agustus 2010 sampai Maret 2012, hanya lima yang saat ini
usianya sudah kepala tiga, yaitu Miroslav Klose, Tim Wiese, Simon Rolfes,
Cacau, dan Arne Friedrich.
Manuel
Neuer akan berdiri di bawah mistar gawang. Kapten Phillip Lahm, Holger
Badstruber, dan Per Mertesacker tetap starter utama di lini belakang. Mats
Hummels kemungkinan besar akan menjadi tandem Mertesacker di sentral
pertahanan. Pelapis mereka tak kalah menjanjikan: Benedikt Hoewedes, Heiko
Westermann, Jerome Boateng, dan Dennis Aogo.
Di
lapangan tengah bertumpuk sederet pemain top dalam diri Bastian Schweinsteiger,
Sami Khedira, Toni Kroos, Mesut Oezil, Mario Goetze, dan Thomas Mueller. Di
depan, duet Klose dan Lukas Podolski yang sudah terbentuk sejak Piala Dunia
2006 akan diramaikan oleh Mario Gomez yang sedang on fire di Bayern Munich.
Cacau, Stefan Kiessling dan Andre Schuerrle menjadi back up.
Di
Piala Eropa tahun ini Jerman memang berada di grup maut bersama Belanda,
Portugal dan Denmark. Tapi, dengan kualitas dan reputasinya sebagai tim
spesialis turnamen, sangatlah tidak berlebihan jika orang berani bertaruh bahwa
Jerman akan lolos dari grup ini.
Portugal
Diberi
julukan 'Brasil-nya Eropa' karena permainan Portugal dianggap mendekati gaya
permainan Samba. Kendati begitu, Portugal belum pernah sukses meraih satu gelar
juara. Punya kesempatan emas untuk mewujudkannya saat menjadi tuan rumah Piala
Eropa 2004. Portugal yang saat itu masih diperkuat oleh pemain dari 'Golden
Generation' seperti Luis Figo dan Rui Costa, akhirnya gagal di laga final
setelah kalah tipis 0-1 dari tim kejutan, Yunani.
Langkah
Portugal menuju putaran final ajang Piala Eropa musim panas ini harus ditempuh
dengan satu sebuah perjalanan yang panjang. A Seleccao yang gagal bersaing
dengan Denmark di babak kualifikasi, harus melakoni babak play-off untuk
memastikan satu tiket ke putaran final. Tim besutan Paolo Bento ini akhirnya
lolos ke Polandia-Ukraina setelah memetik kemenangan agregat 6-2 atas Bosnia
Herzegovina di laga terakhir babak play-off.
Mega
bintang asal Real Madrid, Cristiano Ronaldo tetap akan menjadi andalan utama
Portugal di ajang Piala Eropa tahun ini. Pemain termahal dunia itu akan akan
bahu-membahu dengan Luis Nani (Manchester United), Raul Meireles (Chelsea), dan
rekan satu timnya di Real Madrid, Pepe.
Kiprah
Portugal di kejuaraan antarnegara Eropa kali ini langsung mendapatkan ujian
yang berat sejak babak putaran grup. Tergabung dalam 'grup maut' bersama
Jerman, Belanda, dan Denmark, langkah Ronaldo dkk. untuk bisa melaju ke babak
delapan besar diprediksi bakal berat. Belanda yang merupakan runner-up Piala
Dunia 2010 dan Jerman yang spesialis turnamen tentu saja bakal menjadi lawan
yang berat. Denmark yang mengungguli Portugal di babak kualifikasi Piala Eropa
di Grup H juga tak bisa dipandang sebelah mata.